biasanya eric hanya sekedar lewat, atau memandangi warung-warung yang berjajar di pinggir jalan tiap malam saat ia kembali dari berkumpul dengan teman-temannya. pernah ia mengajak mereka untuk mampir, tapi sebagian besar temannya menolak dengan alasan kebersihan yang tidak terjamin atau tidak cocok dengan pilihan menunya. jadi eric juga terpaksa mengurungkan niatnya.

“pesen apa aja sesuka lo, ric,” ujar sunwoo.

eric memberi anggukan singkat pada sunwoo yang beranjak menyapa si pemilik warung. agaknya mereka sudah akrab karena pemilik warung yang mungkin hanya berbeda beberapa tahun dari sunwoo mulai membercandainya, menggoda sunwoo yang biasanya datang hanya seorang diri.

sunwoo menjatuhkan dirinya di sebelah eric yang sudah duduk di gelaran tikar, menaruh dua gelas es teh.

“lo nggak papa minum dingin?” tanya sunwoo. “ada jahe anget loh, kalo mau.”

eric menggeleng. “nggak papa, rasanya kurang kalo nggak minum es.”

sunwoo mengangkat bahunya enteng, mulai membuka nasi bungkusnya. eric yang sudah memakan setengah porsi nasinya diam memandangi sunwoo.

“kenapa?” tanya sunwoo. “nggak enak, ya?”

“enak kok,” sahut eric. “gue malah pengen nambah.”

sunwoo tertawa kecil. “nambah aja, gue ini yang bayar.”

“nu, lo sering ya ke sini?”

“hmm- lumayan. seminggu sekali dua kali pasti gue mampir ke sini, sih,” jawab sunwoo. “kenapa emangnya?”

“pantesan aja lo akrab sama masnya yang jual,” celetuk eric.

“ooh, iya temen gue sih itu.”

eric membulatkan bibirnya, mengangguk kecil. sebelum mulai melanjutkan makannya kembali.

memang benar si pemilik warung adalah teman sunwoo, karena saat mereka pamit untuk pulang ia berkomentar pada eric.

“oalah ini toh gandengannya sunwoo. eh, mas kok mau sih sama sunwoo?”

yang tak sempat eric tanggapi karena sunwoo sudah menyuruh temannya untuk diam dan menarik eric keluar menuju motornya.

hari itu eric bahagia. paling bahagia di beberapa hari terakhir, mungkin. walaupun ia masih belum bisa membaca apa yang terselubung, namun ia ingin mengabaikannya sekali ini saja.

“nu, kapan-kapan ke situ lagi ya?” pinta eric pada sunwoo yang fokus mengendarai motornya, diam-diam tersenyum dari balik helmnya.