changmin berdiri di barisannya, dengan satu kakinya yang ia gerakkan pelan karena lelah terlalu lama berdiri. ia mendengar bisikan memanggil dari balik punggungnya, menoleh ia menemukan chanhee yang sedikit menundukkan kepala ke arahnya.

“arah jam lima. jangan langsung nengok.”

changmin mengangkat alisnya berusaha terlihat santai sebelum mengedarkan pandangannya ke arah yang disebutkan chanhee.

itu juyeon. dengan kamera hitam di tangan. sibuk menekan-nekan tombol di kamera.

“bener kata lo.” bisik chanhee lagi.

changmin menatapnya kesal. “ya benerlah. ngapain gue boong.”

“ji changmin? ngobrolnya bisa ditunda dulu?”

mendengar namanya dipanggil changmin buru-buru membalikkan badannya kembali ke depan. menunggu gilirannya untuk mengumpulkan hasil tugas yang dikerjakannya semalaman.

waktu istirahat makan siang, seperti biasa changmin mengeluarkan bekal yang disiapkan dari rumah. selama ospek dia tidak sempat untuk menyentuh sarapan yang sudah disiapkan ibunya, jadi changmin meminta ibunya untuk mengepaknya saja menjadi bekal.

chanhee menyenggol changmin dengan sikunya saat ia hampir memasukkan suapan pertama ke dalam mulut.

“apaan sih?” changmin sewot karena temannya itu mengganggu kegiatan makannya saat perutnya sudah minta diisi. bukannya menjawab chanhee malah melebarkan matanya ke arah kanan changmin.

“ngapain sih lo chan?”

belum sempat ia mendapat jawaban, sebuah suara kursi digeser dan seseorang menempatkan diri di sebelahnya. changmin menoleh dan mendapati juyeon sudah duduk dengan nyaman di kursi sebelahnya, bermain dengan kameranya.

ngapain nih orang kemari?

changmin melirik chanhee untuk mengirim pesan tak bersuara tapi sayangnya chanhee memilih untuk tidak peduli dan menyibukkan diri dengan catatan di hadapannya.

sok belajar lagi anjir.

jadi changmin mencoba bersikap biasa saja dan mulai memakan bekalnya. satu suap, dua suap. ia perlahan melirik ke arah juyeon lagi dengan sudut matanya.

ngapain sih lo? kursi banyak tapi malah duduk di sini. gue makan jadi gak tenang tau! bawaannya negatif mulu sama lo.

“eh liat deh.”

changmin menghentikan kunyahannya. barusan juyeon bersuara.

dia ngajak ngobrol siapa?

“changmin.” juyeon menyenggol lengannya, menunjukkan foto di kamera. “liat nih.”

mau tidak mau changmin melihat foto yang disodorkan juyeon. itu foto younghoon dan hyunjae yang changmin sendiri bertanya-tanya kenapa mereka melakukan pose penuh tanda tanya itu.

“gajelas banget mereka berdua.” juyeon ketawa. “ada juga foto lo. mau liat ga?”

itu bukan pertanyaan karena juyeon sudah menunjukkan foto selanjutnya sebelum changmin sempat membuka mulut.

itu changmin. tadi pagi. saat ia masih menunggu giliran di barisan. diambil dari samping sehingga hanya sebagian wajahnya yang terlihat. harusnya jadi shot yang bagus kalau saja changmin tidak sedang menguap.

“lo nih- niat gak sih jadi sie dokumentasi?”

jujur changmin tidak bermaksud untuk protes tapi melihat fotonya sendiri dengan keadaan seperti itu otomatis membuatnya kesal. tapi juyeon hanya tertawa, menutup mukanya dengan sebelah tangan sementara changmin menahan kesalnya.

“tenang, tenang. gue juga ambil foto yang bagus-bagus, kok.” juyeon membela diri setelah tawanya reda.

“hapus yang tadi.” pinta changmin.

“engga ah. biar jadi kenang-kenangan.” ucap juyeon santai. ia kemudian menaruh kameranya di pangkuan sebelum mengalihkan perhatiannya pada bekal makanan changmin.

“makan apa sih? bagi dong.”

yatuhan ini orang kenapa sih?

changmin kesal tapi toh dia tetap membiarkan juyeon mencuri sedikit makan siangnya.