changmin tidak menyangka datangnya sebuah pelukan saat ia membukakan pintu untuk younghoon pagi itu. lelaki yang lebih tinggi merengkuh keseluruhan raganya dalam dua lengan yang mengurungnya rapat. changmin hampir kehilangan napas.

“kak?” lirih ia memanggil. namun tidak ada jawaban menyertai hingga beberapa detik kemudian. “kak younghoon?”

seperti disadarkan oleh sesuatu, younghoon melepaskan lengannya dari changmin. menghela napas keras. ia menatap kekasih di hadapannya itu dengan tatapan yang menyimpan asa juga gundah.

“kenapa...” changmin mengucap lagi.

younghoon menggelengkan kepalanya, tersenyum samar.

“maaf, ya...”

changmin menatap younghoon lama. ada emosi dalam dirinya yang tidak dapat diartikan. younghoon kembali menariknya dalam pelukan, kali ini tidak menyesakkan.

“changmin, aku minta maaf,” ulangnya.

“nggak papa.” changmin menyahut pelan.

“kamu... belum capek sama aku, kan?”

“kak-” changmin mengeluh, berusaha menarik dirinya namun younghoon terlampau kuat baginya.

“changmin, please. aku cuma mau denger dari kamu, kamu masih sayang sama aku kan?”

changmin benci mendengar suara yang sarat akan keputusasaan itu. namun ia lebih membenci dirinya karena ia tidak tahu jawaban apa yang harus diberikan.

“changmin,” panggil younghoon lagi.

menghela napas pelan, changmin menganggukkan kepalanya. menghilangkan semua rasa khawatir dalam benak younghoon untuk sementara, karena ia tahu ia sedang membohongi dirinya sendiri. lelaki itu beralih menjatuhkan cium pada kening changmin, kedua pelupuk mata yang terpejam, ujung hidung, dan mengakhirinya pada kedua belah bibir.

“aku sayang kamu, changmin.”

changmin berusaha meredam tangis yang ditahannya. setetes air mata berhasil lolos.

sepasang mata yang mengawasi dari jarak tak lebih dari sepetak halaman rumah, mengalihkan pandangan ke arah lain. menyandarkan punggung di balik kemudi, ia hanya perlu berpura-pura tidak menyaksikan semuanya.

lagipula ia bukan datang untuk mencuri kesempatan, ia hanya berusaha mengumpulkan sedikit demi sedikit memori untuk disimpan sebelum akhirnya pergi.