hyunjae tidak mungkin tidak memperhatikan bagaimana perilaku sunwoo tiba-tiba berubah setelah kejadian malam itu. berakhir dengan sunwoo yang buru-buru masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya serta membereskan pikirannya yang kacau, meninggalkan tugasnya yang tak selesai serta secangkir kopi yang dibiarkan mendingin.
sebenarnya hyunjae tidak mau ambil pusing, sama seperti bagaimana ia menghadapi beberapa orang yang pernah ada di posisi seperti sunwoo sebelumnya. tapi nggak enak juga harus diam-diaman dengan teman satu kamar sendiri. sebagai yang lebih senior hyunjae mau tidak mau harus mengajak sunwoo bicara duluan.
“nu, mau mie rebus nggak? gue baru bikin, nih.”
“nggak, kak. gue barusan makan.”
“kamar mandi kerannya lagi susah dibuka. kalo butuh ke kamar mandi bilang gue aja.”
“oh- ya udah ntar gue numpang kamar sebelah aja.”
“nu, ada yang butuh dibantuin gak tugas-”
“gue mau cabut dulu kak, ke tempat temen gue.”
sunwoo jelas-jelas menghindarinya. dan kali ini hyunjae jadi kesal. niatnya baik hanya untuk memperbaiki hubungan dengan anak itu, tapi sunwoo malah tidak mau berkooperasi.
maka saat dilihatnya sunwoo kembali dari kampus dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, hyunjae langsung melompat dari kasurnya dan menunggu sunwoo di luar pintu kamar mandi. lama tidak terdengar suara air dari dalam, hyunjae mengerutkan keningnya.
pingsan apa, ya?
“nu? sunwoo?” panggil hyunjae pelan. tidak ada jawaban hingga hyunjae menggedor pintu kamar mandi.
“gue masih di dalem!” seru sunwoo akhirnya.
“ohh, kirain. abisan gue nggak denger suara apa-apa.”
“lo ngapain di situ?” tanya sunwoo was-was.
“nggak ngapa-ngapain. gue di sini doang,” kilah hyunjae. “lo lagi mandi atau ngapain, sih?”
“MANDI!”
“kok nggak ada suaranya?”
hening kembali sebelum sunwoo membuka suara.
”...keran airnya… susah dibuka”
hyunjae menahan tawa mendengar kalimat sunwoo.
“buruan bukain pintunya, gue bantuin nyalain keran,” perintah hyunjae. sunwoo terpaksa membuka pintu kamar mandi dan membiarkan seniornya itu masuk ke dalam. hyunjae melirik ke arah sunwoo yang merapatkan dirinya ke dinding kamar mandi, jauh-jauh darinya. anak itu masih memakai celana pendek namun tubuh bagian atasnya dibungkus erat dengan handuk.
hyunjae mendengus. “udah, gue nggak bakal ngapa-ngapain lo.”
keran air didorong dan diputar dengan sepenuh tenaga hingga akhirnya air berhasil mengalir mengisi bak mandi. hyunjae lalu membalikkan badannya pada sunwoo yang melebarkan matanya terkejut.
“udah sono mandi,” suruh hyunjae kemudian beranjak keluar dari kamar mandi.
sunwoo buru-buru mengangguk sebelum hyunjae berubah pikiran untuk melakukan hal lain. secepat kilat ia mengguyur dan membersihkan seluruh badannya lalu mengeringkan dirinya sebelum melangkahkan kaki keluar dari pintu.
“anj-” sunwoo hampir mengumpat saat ia bertemu dengan tubuh hyunjae yang menjulang di depan pintu. cowok itu meletakkan kedua tangannya di samping tubuh sunwoo, mengurungnya hingga ia tak bisa ke mana-mana.
“mumpung lo lagi di sini, gue mau ngomong,” ucap hyunjae dengan nada suaranya yang rendah.
“ngomong apa?” sunwoo berusaha terdengar cuek walaupun jantungnya jumpalitan. matanya menolak untuk bertemu sepasang mata indah milik kakak tingkatnya itu.
hyunjae tersenyum tipis. ia mengambil handuk yang tersampir di leher sunwoo lalu mulai mengeringkan rambut sunwoo yang masih basah.
“lo kenapa ngehindarin gue?” tanya hyunjae enteng.
“nggak, kok. perasaan lo aja kali.” sunwoo mengeluh dalam hati kenapa hyunjae harus mengacak-acak rambutnya seperti ini, karena hatinya pun serasa diacak-acak juga.
“perasaan gue doang, ya?” hyunjae menggumam pelan sambil mengangguk-angguk. “kalo gitu berarti nggak papa dong nanti gue bantuin lo nugas lagi?”
“HAH???” seruan panik dari sunwoo mengirimkan tawa terbahak pada hyunjae. cowok itu sampai memegangi perutnya lantaran sikap sunwoo yang membuatnya geli.
“jadi bener lo masih mikirin yang waktu itu?” tebak hyunjae di sela-sela tawanya. “gemes banget sih, lo?”
telinga sunwoo sontak memerah. bukan salahnya kalau kejadian malam itu terus menghantui pikirannya setiap saat. yang melakukan itu padanya adalah hyunjae. HYUNJAE. bukan orang lain.
“sunwoo,” panggil hyunjae. telunjuknya mengangkat dagu anak itu agar mau bertatap muka dengannya.
“lo naksir sama gue, ya?”
rasanya sunwoo ingin berubah menjadi angin, pergi menghilang dari sana begitu saja. atau langsung terjun ke dasar bumi yang paling dalam. apa saja asal bukan di sini, di hadapan lee hyunjae.
“ka-kalo iya, kenapa?” tantang sunwoo. benar kata orang-orang, kalau sudah berada di situasi yang menyulitkan biasanya mereka bakal melakukan sesuatu yang nekat. seperti yang dilakukan sunwoo berikutnya, berjinjit seraya mencekal kerah baju hyunjae dan mendaratkan satu cium tepat di bibir.
merasa kecolongan, hyunjae mengerjapkan matanya. handuk yang ada di tangannya seketika jatuh ke lantai. matanya menatap wajah sunwoo yang memancarkan ekspresi berani yang dipaksakan.
jadi seperti ini kim sunwoo.
hyunjae menaikkan sudut bibirnya setelah sunwoo menciumnya dengan cepat, tidak sampai satu detik.
“cium yang lama, dong.”
sunwoo mengatupkan bibirnya rapat-rapat atas tantangan dari hyunjae. dia mana berani melakukan itu? yang barusan saja dilakukannya setengah sadar.
“hm?” desak hyunjae. “cium yang lama… kayak gini-”
hyunjae serta-merta menarik tengkuk sunwoo dengan satu tangannya lalu mendaratkan bibirnya pada milik sunwoo, mengecupnya dalam. lidahnya bergerak mengecap bibir bawah sunwoo sebelum menggigitnya pelan membuat sunwoo memberikan celah untuk dirinya menjelajah rongga mulutnya. ia menemukan lidah sunwoo yang kemudian beradu dengan miliknya, bertukar saliva dengan anak itu yang rasanya manis bercampur dengan mint.
kedua lutut sunwoo serasa tak bertulang saat hyunjae mengulum habis kedua belah bibirnya bergantian. tangannya mencengkram ujung baju hyunjae seiring pasokan oksigen yang dirampas darinya. bibir hyunjae tidak selembut dalam pikirannya selama ini, namun sensasinya cukup membuat kepala sunwoo merasa pening. lidah cowok itu tak berhenti mengecap dan menjelajah tiap sudut dalam rongga mulutnya. suara decapan keras hasil mengulum lidah sunwoo mengirimkan gelenyar ke seluruh badannya.
“mmf-” sunwoo mendorong pelan dada hyunjae karena ia sudah benar-benar kehabisan napas. saat hyunjae akhirnya menarik diri setelah memberikan satu ciuman dalam yang terakhir pada bibir sunwoo, ia mengamati anak itu yang terengah-engah berusaha mengisi kembali oksigen ke dalam dadanya.
tangan hyunjae terulur untuk mengusap bibir sunwoo dengan ibu jarinya. pandangannya kemudian tertuju pada bagian bawah tubuh sunwoo.
dengan senyum mengejek hyunjae berucap, “kalo gue lanjutin, lo kudu mandi lagi.”
sunwoo seketika menurunkan pandangannya pada celananya, matanya melebar seraya merapatkan kakinya kuat-kuat menutupi apa yang ada di sana. rasa malunya sudah sampai ubun-ubun.
“nanti aja, nu. sini makan dulu sama gue,” ajak hyunjae, menepuk kasur di sebelahnya di mana ia sudah terlebih dahulu duduk.
sunwoo menghela napas, tidak habis pikir bagaimana bisa cowok itu begitu santai setelah membuatnya hampir pingsan. namun sepertinya sunwoo harus segera terbiasa, karena setelah ini hyunjae bakal sering membuatnya gila.
sunwoo akan menjadi target utama perhatiannya.
ㅡ