opening taman baca, that night.

setelah mengirimkan pesan balasan pada changmin, sunwoo melepas sabuk pengamannya dan beranjak keluar dari mobil. saat ia mendorong pintu mobilnya, sebuah seruan terdengar dari luar.

“ah!”

sunwoo buru-buru turun dan mengecek siapa yang baru saja tak sengaja menabrak pintu mobil yang didorongnya tiba-tiba. seorang lelaki dengan kemeja warna kelabu kotak-kotak, dan semangkuk bakso di tangan. sebagian kuahnya sudah berpindah ke lengan dan bagian bawah kemejanya.

sunwoo tidak segera membantunya atau apapun, ia masih sibuk memandangi lelaki yang lebih pendek darinya itu. jujur saja sunwoo bukan tipe orang yang mudah tertarik pada penampilan seseorang, but this guy right here. this guy in front of him is definitely one of the most attractive men ever.

baru setelah sunwoo bertemu pandang dengannya, ia buru-buru meminta maaf.

“eh- sori, sori. gue nggak liat ada yang lewat tadi.”

walaupun terlihat agak kesal, mungkin karena baksonya yang tidak lagi utuh, lelaki itu melempar senyum pada sunwoo.

“nggak papa. lo mau ke taman baca, ya? tapi acaranya udah mau selesai.”

“engga, gue cuma mau jemput orang.”

“oh- siapa? siapa tau aja gue kenal.”

“changmin. lo kenal?”

“kak changmin? tau. dia yang main piano, kan?”

sunwoo tidak yakin soal itu jadi ia hanya mengangguk pelan.

“mau gue panggilin orangnya?” tawarnya.

“dia bilang udah mau ke sini, kok.”

“oke deh. kalo gitu gue ke dalem dulu, ya!”

sunwoo menatap punggung lelaki itu yang kian menjauh, kemudian ia berseru tiba-tiba.

“sori ya, udah bikin tumpah kuah bakso lo!”

yang diteriaki menoleh sebentar, memberikan tanda baik-baik saja dengan tangannya.

“gapapa!”