Stage 2: Ngajakin pacar orang ngegigs


Selalu ada ritual yang dilakukan Juyeon sebelum dirinya naik ke atas panggung. Minum sebotol air, meregangkan otot, berdoa. Semua itu Juyeon lakukan hari ini juga tapi hatinya masih belum mau tenang. Untuk satu alasan.

Beberapa menit sebelum nama Butterfly Effect dipanggil, Juyeon masih memfokuskan matanya untuk mencari satu sosok yang sudah berjanji akan datang hari ini. Namun ia belum menemukannya.

Agak telat kali, ya? pikir Juyeon.

Juyeon sudah bersiap di balik satu set drum dan sepasang stick drum di tangan, memainkannya dengan jari-jarinya sementara kaki kanannya menekan pedal bass untuk mengecek suaranya. Dengan aba-aba darinya, satu lagu mulai dimainkan.

Jika sudah tenggelam dalam hingar-bingar suara instrumen musik apalagi pukulan drum yang memenuhi telinganya, Juyeon suka lupa dengan apapun yang ada di sekitarnya. Salah satu cara terbaiknya juga untuk berlari sejenak dari segala masalah yang membebani pikirannya.

Maka saat kepalanya kembali mendongak untuk melihat ke arah audiens di tengah-tengah lagu, Juyeon sempat kecolongan.

Cowok yang ditunggu-tunggu kehadirannya ada di sana. Dengan setelan kardigan motif kotak-kotak warna biru tua di atas kemeja putih dipadukan dengan jeans warna kelabu, tangannya mencengkeram tali tas selempangnya dan tak lupa senyum lebar menghiasi wajahnya yang selalu terlihat cerah.

Juyeon can't take his eyes off him.


Setelah menyelesaikan dua lagu penuh, Juyeon segera menuju ke backstage untuk meneguk air sebelum ia beranjak menemui Changmin di antara penonton yang berjubel. Masih dengan keringat yang membasahi helai rambutnya, Juyeon menemukan Changmin yang sedang mengobrol dengan seseorang.

“Changmin!” seru Juyeon dengan seringai lebarnya.

Changmin membalikkan badannya cepat lalu melambaikan tangannya semangat ke arah Juyeon. Cowok jangkung itu mempercepat langkahnya untuk sampai ke tempat Changmin.

“Hei.”

“Ju, keren banget tadi penampilannya!” puji Changmin begitu Juyeon berada tepat di hadapannya.

Juyeon tak kuasa menahan senyumnya yang sedari tadi memang memaksa untuk merekah saat melihat Changmin, apalagi mendapat pujian secara langsung dari cowok itu. Namun sial momen itu hanya berlangsung untuk beberapa detik karena di detik berikutnya sepasang matanya tak sengaja menangkap tangan Changmin yang sedang menggenggam erat tangan seseorang. Ragu-ragu Juyeon menaikkan pandangannya kembali untuk melihat siapa seseorang yang berada bersama Changmin itu.

Rasanya seperti dihantam angin kencang saat Younghoon tiba-tiba datang dari belakangnya, merangkul Juyeon dengan sebelah tangan hingga cowok itu hampir terhuyung.

“Bang, akhirnya nonton juga!” seru Younghoon. “Hyunjae mana?”

“Dipaksa nonton sama ini, nih.” Cowok yang tangannya digenggam Changmin itu menjawab. Changmin hanya tersenyum kecil.

Kemudian mereka membahas Hyunjae yang tadi sempat izin ke toilet sebentar. Lalu Younghoon mengenalkan Juyeon pada cowok asing itu, yang Juyeon sendiri tak begitu sadar karena sekitarnya tiba-tiba terasa mengabur. Suara bising kerumunan menjadi suara yang teredam di balik kepalanya.

Entahlah, Juyeon hanya merasa pusing.