“sunwoo?” tanya changmin memastikan saat ia menemui seseorang berkaos hitam yang bersandar pada pintu mobil.
sunwoo mengawasi changmin yang jalannya hampir tidak benar, menganggukkan kepalanya singkat. “masuk aja, kak.”
changmin mengistirahatkan kepalanya pada jok mobil, rasanya seperti dihantam palu tak kasat mata. setelah menyalakan mesin mobil, sunwoo mulai menjalankan mobilnya menuju jalanan yang padat.
berkali-kali changmin mencoba menghubungi younghoon tapi sia-sia. sunwoo melirik changmin yang berdecak kesal.
“chanhee emang ada acara apaan, sih?” celetuk changmin tiba-tiba. membuat sunwoo menaikkan alisnya kaget.
”...nggak ada acara apa-apa, sih. kenapa emangnya?” tanya sunwoo balik.
“dia bilang lagi ada acara, makanya dia nyuruh lo jemput gue.”
“oh- acara me time kali, sama pacarnya,” cetus sunwoo acuh tak acuh.
changmin serta merta menoleh pada sunwoo, membuat kepalanya kembali diserang rasa sakit. ia mengaduh pelan.
“lo gamau ke rumah sakit, kak? kayaknya sakit banget.”
changmin mengibaskan tangannya. “enggak, tadi lo bilang chanhee sama pacarnya? chanhee punya pacar?”
“eh, nggak tau sih pacar apa temen. tapi di kamar gitu berdua. ya gue bukannya ngintip tapi emang keliatan. kan gue lagi di rumah dia buat setor file kantor.”
changmin termenung. kalau memang pacar kenapa chanhee tidak pernah cerita padanya? tapi toh itu privasi chanhee, dia tidak berhak ikut campur kalau memang chanhee tidak mau bercerita.
“nu,” panggil changmin. “mampir apotek dulu bentar ya. gue mau beli obat.”