sunwoo tidak berpikir dua kali seketika saat eric mengirimkan lokasinya, ia meraih kunci mobil dan bergegas melajukan mobilnya ke sana. di luar sedang hujan dan sunwoo tidak tahu apakah eric punya tempat untuk berteduh di pinggir jalan. ia bahkan tidak tahu kenapa eric ada di sana.

sunwoo mulai melambatkan laju mobilnya saat ia sudah dekat dengan lokasi, matanya menyusuri pinggiran jalan dari balik kaca mobilnya yang berembun karena air hujan. ia buru-buru menginjakkan kakinya pada rem saat matanya menangkap seseorang yang berjongkok di depan ruko yang tutup, memeluk badannya sendiri.

sunwoo mencoba menghubungi eric melalui ponselnya, karena sepertinya anak itu tidak menyadari mobil sunwoo sudah berhenti di depannya. namun eric tetap diam, kepalanya tenggelam dalam kedua lengan yang terlipat. sunwoo beralih membuka jendela mobil di jok sebelahnya, air hujan memercik ke dalam mobil.

“eric!” panggilnya. namun eric tetap tidak mendengar di antara derasnya hujan. sunwoo mendecakkan lidahnya, terpaksa harus turun dan memakai jaket untuk melindungi kepalanya dari hujan.

ia berlari kecil menuju ruko yang bagian depannya sempit, hanya cukup untuk tiga orang berteduh. ia menyampirkan jaketnya di pundak ketika akhirnya ia sampai di dekat eric, menarik lengannya pelan.

“ric,” panggilnya lagi.

eric akhirnya mendongak, mendapati sunwoo di dekatnya. namun masih enggan untuk berdiri.

“ayo pulang,” ucap sunwoo setengah tidak sabar.

rambut dan pakaian eric bagian belakang sudah basah oleh air hujan.

lo ke sini jalan kaki apa gimana, sih? batin sunwoo.

“eric.” sunwoo menggoyangkan lengannya lagi, menyuruh eric untuk berdiri. yang kemudian dituruti oleh eric.

“ayo.” sunwoo menggandeng pergelangan tangannya, berusaha memakaikan jaketnya pada eric untuk menerobos hujan yang kemudian ditepis tangan eric. sunwoo mengamati anak itu dalam diam, batinnya berusaha memahami apa yang sedang dilakukannya.

“nu.” suara eric pelan, hampir teredam oleh derasnya curahan hujan yang ditumpahkan oleh langit. “udah hampir dua bulan...”

“hah?” sunwoo setengah berseru karena ia tidak bisa mendengar jelas suara eric.

“lo sebenernya mau apa sih dari gue, nu?” kali ini eric mengeraskan suaranya, melawan suara hujan. “bilang. lo butuh duit? atau apa?”

merasa terkejut dengan ucapan eric yang aneh, sunwoo menautkan alisnya bingung. “ngomong apa sih lo?”

“nggak mungkin ada orang yang deketin gue tanpa ada alasan.” eric melanjutkan. “kayak yang udah udah, lo butuh apa? cepet ngomong. gue udah capek.”

sunwoo menggelengkan kepalanya karena ia benar-benar tidak tahu apa yang dimaksud eric.

“gue nggak paham maksud lo apa.”

eric mencoba mengatur napasnya, terlihat jelas ia sedang menahan apapun yang menyelimuti hati dan pikirannya saat ini. dan sunwoo hanya bisa memandanginya dengan sorot mata yang menyiratkan pedih sekaligus khawatir.

eric lo kenapa...

“bukan duit?” eric membuka suara lagi. “terus apa? butuh badan gue? ya udah, pake. pake aja sekarang.”

kalimat yang terlontar dari mulut eric mendatangkan perasaan aneh pada sunwoo. batinnya marah mendengar ucapan eric yang ditujukan padanya.

“eric!” hardik sunwoo, mencekal kedua lengan eric dalam genggaman jari-jarinya. ia mengumpat pelan di balik nafasnya, berusaha tidak menyerukannya terang-terangan.

lama mereka terdiam ditemani hujan yang semakin deras. sunwoo mencoba menjernihkan pikirannya kembali, ia tidak mau mengeluarkan kata-kata yang mungkin akan ia sesali nanti.

sebagai gantinya, perlahan ia menarik tubuh eric dekat dengannya. ia baru menyadari betapa eric gemetar di dalam kurungan kedua lengannya, membuatnya semakin mengeratkan peluk.

“nggak apa... ada gue...” bisik sunwoo pada satu telinga eric. ia terus membisikkan kata-kata menenangkan, berharap agar eric kembali merasa aman. dan mungkin mau bercerita tentang apa yang sudah terjadi.

beberapa menit kemudian akhirnya eric mengeluarkan isak, yang teredam pada pundak sunwoo. tangisnya bercampur dengan air hujan yang sudah lebih dulu membasahi baju sunwoo. tangisnya memberi retak pada hati sunwoo.

“nu... gue capek. gue capek diperlakuin kayak barang,” lirih eric. “they used me and then dumped me.

selanjutnya menjadi cerita yang hanya sunwoo yang simpan, untuk semua luka yang eric rasakan biar sunwoo yang membuat pulih. orang-orang yang datang padanya untuk kesenangan semata atau memberi luka, biar sunwoo yang menyuruh mereka untuk tidak datang kembali. eric hanya tinggal berhenti mencari, karena sunwoo sudah di sini.

dan sekarang sunwoo paham, mungkin memang selama ini eric belum mengenal apa itu arti kata tulus.