Younghoon hampir berteriak saat tangannya tiba-tiba ditarik seseorang. Ia baru saja menjejaki area toilet di lantai satu untuk mencari Jaehyun.

“Eh, anjing lo emang,” rutuk Younghoon ketika ia sadar siapa yang menarik tangannya masuk ke dalam toilet. Untung di dalam toilet sedang sepi, jadi Younghoon tidak perlu merasa malu.

Jaehyun hanya cengengesan sementara Younghoon mengomel. Ia menarik cowok itu masuk ke salah satu kubikel lalu mengunci pintunya.

“Udah buruan sini,” perintah Jaehyun yang sudah lebih dulu duduk di atas kloset, menepuk pahanya yang menganggur.

“Gila ya, lo?” desis Younghoon, masih mengomel. Tetapi Jaehyun sigap menariknya hingga Younghoon terduduk di pangkuannya.

Begitu Younghoon duduk manis di pangkuan Jaehyun, cowok itu juga berhenti mengoceh. Sebagai gantinya ia menjatuhkan dahinya di bahu Jaehyun. Terkadang di hadapan Jaehyun ia hanya ingin disayang dan dimanja. Terlebih setelah berjam-jam perkuliahan yang membuat kepalanya pusing.

“Capek, ya?” bisik Jaehyun pada satu telinga Younghoon sementara tangannya menjelajah ke punggung lalu paha cowok itu, mengelusnya lembut. Jaehyun bisa mendengar Younghoon mulai merengek pelan. Kebiasaannya kalau sedang dimanja Jaehyun.

“Mau, nggak? Tapi cepet aja,” tawar Jaehyun. “Gua bawa kondom.”

Younghoon mencibir. “Ih, bawa-bawa kondom ke kampus. Mahasiswa rusak lo.”

“Lo juga sama rusaknya.”

Pada akhirnya Younghoon tidak dapat menolak. Sebelum Jaehyun benar-benar melakukan aksinya, Younghoon sempat menghentikannya sejenak.

“Je, tapi gue berisik banget.”

“Halah, nggak papa. Sepi ini.”

“Kalo ada yang masuk?”

“Biarin aja mereka denger sekalian.”

“Dasar gila.”